Kamis, 01 November 2012

Budidaya Ikan Nila Menggunakan Terpal

budidaya ikan nila
Budidaya ikan nila dengan memanfaatkan pekarangan rumah jika dilakukan secara tepat dapat menghasilkan keuntungan. Seperti yang kita tau, ikan nila merupakan ikan yang sudah popular dan juga sudah memasyarakat, hampir semua orang sudah pernah melihat apa dan seperti apa ikan nila itu. Ikan nila menjadi salah satu pilihan yang digemari terutama buat penggemar ikan air tawar.

Bila anda tinggal jauh dari pesisir pantai, tentu mendapatkan ikan laut bukanlah hal yang gampang. Selain itu tidak semua daerah dapat memperoleh ikan laut dengan mudah, nah salah satu alternatif adalah ikan air tawar.  Ikan nila memiliki nilai gizi tinggi dan juga merupakan jenis ikan yang gampang untuk dipelihara.
 
Budidaya ikan nila dapat dilakukan di pekarangan rumah, dengan menggunakan media terpal. Cara ini sangat murah dan juga mudah dilakukan. Bisa juga dijadikan alternatif buat membudidayakan ikan selain ikan nila, seperti ikan lele, ikan mas, atau bahkan ikan hias. Baik pemula ataupun peternak ikan yang sudah professional dapat  mencoba untuk budidaya ikan nila menggunakan media terpal.

Pembuatan kolam nila menggunakan terpal ini juga tidaklah terlalu rumit, dan tentu saja biayanya lebih murah bila dibandingkan kolam yang dibuat menggunakan beton ( kolam permanen ).

Berikut ini cara membuat kolam untuk budidaya ikan nila menggunakan terpal

Bahan:
  • Terpal (ukuran sesuai dengan keinginan anda)
  • Sekam
  • Batako / Bata Merah
Cara pembuatan kolam terpal
  • Cari posisi tanah yang langsung terkena sinar matahari dan cukup luas untuk pembuatan kolam.
  • Gali tanah sesuai dengan luas kolam yang anda inginkan dengan kedalaman ± 50 cm.
  • Tanah hasil galian tadi digunakan untuk tanggul di sisi kolam dan dipadatkan supaya tanggul tersebut kuat lalu permukaan tanggul diberi batako / bata merah supaya permukaannya rata.
  • Setelah penggalian selesai, selanjutnya dasar kolam diberi sekam secar merata.
  • Terpal siap dipasang dan diisi air.
  • Diatas terpal diberi batako / bata merah lagi supaya aman dan rapi. Hal ini dimaksudkan juga supaya terpal tidak gampang berubah posisi, terutama saat angin berhembus lumayan kencang.
Budidaya ikan nila memerlukan kualitas air yang bagus

Setelah kolam terpal jadi, hal yang harus diperhatikan dalam budidaya ikan nila adalah air. Sumber air yang akan kita gunakan haruslah air yang bersih, dapat  berupa air sumur, air PAM, air hujan yang ditampung, dan lain-lain yang layak digunakan. Lebih ideal lagi jika kolam terpal mendapat pasokan dari sungai, saluran irigasi, waduk, atau danau.

Anda tertarik mencoba budidaya ikan nila? Tak ada salahnya anda mencoba teknik kolam terpal, selain murah, bisa dilakukan dipekarangan rumah, dan juga hasil panen ikan kita tidak berbau lumpur. Selamat mencoba teknik budidaya ikan nila menggunakan kolam terpal.


============================

Produk CNI yg membantu untuk budidaya ikan nila ini adalah :  




============================

Produk CNI adalah “Produk Kualitas Menengah Atas, Harga Menengah Bawah”    

Untuk info & Pemesanan :  
HUB : MUHAMAD IPANGO  
Telp / Hp : 021-7816369 / 0815 2363 9145 / 0816 160 5367


  Kunjungi Toko Online kami di : 

 

Rabu, 31 Oktober 2012

Budidaya Ikan Mas

Ikan mas adalah jenis ikan yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai usaha. Seperti untuk bisnis masakan hingga budidaya. Itu juga dikarenakan ikan mas yang mempunyai cita rasa yang tinggi sehingga disukai konsumen. Ikan mas memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat sehingga baik untuk dibudidayakan. Blogiztic akan membahas tentang budidaya ikan mas.

Ikan mas (Cyorinus carpio, L.) merupakan spesies ikan air tawar yang termasuk dalam famili Cyprinidae, sub ordo Cyprinoidea, Ordo Ostariophysi sub kelas Teleostrei. Ikan Mas sudah lama dibudidayakandan terdomestikasi dengan baik di dunia. Diantara jenis ikan air tawar ikan mas merupakan ikan yang paling populer di masyarakat. Selain dikenal dengan nama ikan mas, ikan ini dikenal dengan nama dengan nama Ikan Karper ataupun ikan tombro. Kini telah banyak dikenal ras persilangan ikan mas antara lain Ikan Mas Merah, Si Nyonya, Taiwan, Majalaya, Kaca, Kumpai dan lain-lain.
 
Persyaratan Budi Daya Ikan Mas
Di alam aslinya ikan mas hidup di perairan sungai, danau maupun genangan air lainnya yang berada pada ketinggian 150-600m dpl, dengan suhu air berkisar 20 derajat sampai 25 derajat celcius. Ikan mas termasuk hewan Omnnivora atau pemakan segala sehingga di alam makanan Ikan mas berupa daun-daunan, lumut, serangga, cacing dan lain sebagainya. Pada model budidaya ikan mas lingkungan pemeliharaan dibuat menyerupai alam aslinya.

Model budidaya ikan mas bisa dipelihara dalam Kantong Jaring Apung, Kolam air deras, kolam tanah, kolam beton dan lain-lain tergantung ketersediaan lokasi. Makanan dalam budidaya ikan mas juga bermacam-macam mulai dari pemberian pakan alami sampai pemberian pelet buatan pabrik. Yang perlu diperhatikan adalah kualitas air pada media untuk budidaya ikan mas seperti PH air yang harus berada pada kisaran 7-8, kandungan oksigen terlarut yang cukup dan bebas dari kandungan zat kimia berbahaya.

Model Budi Daya Ikan Mas
Peluang usaha
budidaya ikan mas dapat dipilih sesuai kondisi dan keinginan. Ada beberapa peluang usaha dalam budidaya ikan mas ini yaitu pembibitan dan pembesaran ikan mas untuk keperluan konsumsi.
  1. Usaha Pembibitan Ikan Mas
    Pembibitan ikan mas memiliki prospek yang cukup cerah, karena perputaran modal yang cukup cepat. Penyediaan bibit ikan mas dimulai dari burayak ikan mas baru saja menetas, burayak usia sekitar satu bulan, burayak usia dua bulan. Pada setiap usia ikan mas memiliki potensi ekonomi. 


    Persiapan induk Ikan Mas
    Induk ikan mas yang akan dipijahkan dipelihara di kolam khusus secara terpisah antara jantan dan betina. Pakan yang diberikan berupa pellet dengan kandungan protein 25%. Dosis pemberian pakan ikan mas sebanyak 3% per bobot biomas per hari. Pakan tersebut diberikan 3 kali/hari. Ikan Mas betina yang diseleksi sudah dapat dipijahkan setelah berumur 1,5 – 2 tahun dengan bobot >2 kg. Sedangkan induk jantan berumur 8 bulan dengan bobot > 0,5 kg. Untuk membedakan jantan dan betina dapat dilakukan dengan jalan mengurut perut kearah ekor. Jika keluar cairan putih dari lubang kelamin, maka ikan mas tersebut jantan.


    Ciri-ciri ikan mas betina yang siap pijah atau matang gonad adalah:
    - Pergerakan ikan lamban
    - Pada malam hari sering meloncat-loncat
    - Perut membesar/buncit ke arah belakang dan jika diraba terasa lunak
    - Lubang anus agak membengkak/menonjol dan berwarna kemerahan

    Sedangkan ciri-ciri untuk ikan mas jantan gerakan lincah dan mengeluarkan cairan berwarna putih (sperma) dari lubang kelamin bila dipijit.

PARA PETANI YANG MEMBUKTIKAN KEUNGGULAN PLANT CATALYST 2006

1. Acara panen raya padi hasil budidaya menggunakan Plant Catalyst 2006 yang dilaksanakan di Mojopahit, Punggur, Lampung 6 April 2002 (foto bersama manajemen CNI dan pamong praja setempat). Hasil panen padi meningkat dari yang biasanya 5, 5‑7 ton/ha menjadi 8 ton/ha gabah kering panen.

2. Bpk. Uyun, petani dari Cibaeud, Barusari, Pasirwangi, Garut, Jawa Barat, membiarkan bibit kubisnya yang terserang penyakit “korotog” tetap hidup namun tidak dipelihara (dalam bahasa Sunda: ‘dipiceun’). Dalam keadaan putus asa ia menerima tawaran menggunakan Plant Catalyst 2006. Setelah beberapa kali penyemprotan dan kocor (siram) tiap minggu dengan konsentrasi 0,25%, maka ia memperoleh panen kubis yang baik, yaitu 24 ton kubis dari lahan seluas 0,8 ha.

3. Bpk. Jamin, petani dari Padangratu, Lampung, tanaman jagungnya (tumpangsari kelapa sawit) biasanya hanya menghasilkan 3,5 ton/ ha jagung pipilan kering. Setelah dua kali diberi Plant Catalyst 2006 secara ditaburkan (dioplos) pupuk dasar NPK takaran 1,5 dan 2,25 kg/ha maka dapat dicapai hasil 5,5 ton/ha jagung pipilan kering.

4.    Bpk. Wasta, petani dari Kedung Salam, Kelurahan Plawad RT 03/RW 05, Karawang, Jawa Barat, terlambat mengenal Plant Catalyst 2006 dan hanya memberikan dua kali penyernprotan pada umur satu dan dua bulan masing-­masing 0,75 kg dalam 180 liter air. Hasil gabah meningkat dari biasanya 3,5 ton menjadi 4,1 ton GKG per 0,8 ha (panen masa gadu / kering). Lebih luar biasa lagi, rendemen meningkat dari 60% menjadi 71%.

5. Bpk. H. Ahmad Taufik/Dedi, petani dari Kp. Jereged, Sarnarang, Garut, Jawa Barat, biasanya menyemprotkan pestisida pada kentangnya sebanyak 15 kali. Namun setelah lima kali (tiap dua minggu sekali) menggunakan Plant Catalyst 2006 takaran 4,5 kg/ha/1.600 liter air sekali semprot, maka penyernprotan pestisida cukup 9‑10 kali saja. Hasil panen pun meningkat dari 1,5 kg menjadi 2 kg per tanaman.

6 Ibu Marsi, petani dari Sumber Rejo, Batanghari, Lampung, mencoba menyernprotkan Plant Catalyst 2006 pada tanaman jeruknya tiap dua minggu sekali. Hasilnya, batang dan daunnya menjadi hijau segar dan bersih dari hama penyakit. Bunga serta buahnya pun lebih banyak dan berukuran lebih besar.

7. Bpk. Aan, petani dari Cikole, Lembang, Bandung, Jawa Barait, baru menyemprotkan Plant Catalyst 2006 pada tanaman kentangnya mulai umur 45 hari hari, setiap minggu dengan takaran 4,5 kg/ha/800 liter air sekali semprot. Hasilnya, panenkentang meningkat dari biasanya 20‑25 kg/ha menjadi 35 kg/ ha.

8. Bpk. H. Ade Wawan, petani tomat dan kubis dari Barusari, Pasir Wangi, Garut, Jawa Barat, menggunakan Plant Catalyst 2006 tiap minggu (totalnya lima kali) pada tanaman tomatnya mulai umur 7 hari, dengan takaran 1,5 kg/ 1000 liter air untuk luasan 2 / 7 ha. Buah tomatnya lebih bersih dan besar. Produksinya juga meningkat dari biasanya 1,5 kg/tanaman menjadi 2,5 kg/tanaman.

9. Bpk. Hadi Suyitno, petani dari Daya Sakti, Tulang Bawang, Lampung, menyemprotkan Plant Catalyst 2006 tiap bulan pada tanaman jeruk keproknya. Hasilnya, dari tiap pohon diperoleh buah jeruk sebanyak 75‑97 kg, lebih banyak dari biasanya yang hanya 40‑50 kg.

10.  Bpk. H. Ade Wawan, petani dari Barusari, Pasir Wangi, Garut, Jawa Barat, memberikan Plant Catalyst 2006 pada pembibitan kubisnya. Takarannya: 3 sendok per 2 m 2 dengan cara ditaburkan sebelum sebar benih, ditambah 2 sendok per tangki 17 liter yang disemprotkan pada umur 10 hari. Hasilnya, jumlah bibit meningkat dari 3.000 menjadi 4.000 tanaman per bedeng 7 m2. Umur cabut lebih cepat, dari biasanya 25 hari menjadi 17 hari.

11. Bpk. Encep Supardi, petani dari Mangunkerta, Cugenang, Cianjur, Jawa Barat, bia.sanya hanya memberi pupuk kandang saja pada ubi jalarnya. Namun sejak ia semprotkan Plant Catalyst 2006 tiap dua minggu mulai urnur 2 minggu, bobot ubinya meningkat drastis, dari 0,5‑1,5 kg per buah menjadi 2,5‑3,5 kg per buah. Produksinya juga meningkat luar biasa, dari biasanya 1.500 kg menjadi 4.500 kg pada luas lahan 4.000 M2.

12.  Bpk. Kasdiin, petani dari Mojopahit, Punggur, Lampung, menyemprotkan Plant Catalyst 2006 tiap dua minggu sekah pada tanaman kacang panjangnya. Total hasil kacang panjangnya sebanyak 640 kg per 1 / 8 ha dari biasanya hanya 315 kg per 1/8 ha.

13. Bpk. Ngadi, petani dari Mojopahit, Punggur, Lampung, menyemprotkan Plant Catalyst 2006 tiap minggu pada tanaman mentimunnya. Panen mentimun yang diperoleh sebanyak 16 ton per 0,5 ha dari biasanya hanya 8‑9 ton per 0,5 ha.

14. Beberapa komoditi pertanian dengan Plant Cat,flyst 2006 dipajang dalam acara panen raya padi di Mojopahit, Punggur, Lampting (6 April 2002). Terung, cabai serta jagung tumbuh dan berbuah lebih baik dari penanaman sebelumnya.

15. Bpk. Yanuardi, Bukittinggi, Surnatera Barat. Sebelumnya, builh tornatiiya berkadar air sangat tinggi dan mudah busuk. Tanaman cabainya juga kurang subur dan sedikit hasilnya. Setelah menggunakan Plant Catalyst 2006, buah tomat menjadi lebih berisi, fidak mudah busuk, dan menjadi tiga kali lebih berat. Pada tanarnan cabai, daun menjadi lebih subur, batangnya kokoh serta bailyak buahnya.

16. Ibu Hj. Sopiah, Cianjur, Jawa Barat. Suaminya sering mengeluh karena penghasilan sawah seluas 0,75 ha paling tinggi hanya sebesar Rp2,5 juta, tidak sesuai dengan biaya yang dikeluarkan. Setelah tanaman padinya disemprot Plant Catalyst 2006 sesuai petunjuk, hasilnya luar biasa. Padi tumbuh sehat, pengeluaran pestisida lebih irit. Sekarang, hasil panen yang didapat mencapai Rp3,5 juta.
Testimoni ini berdasarkan pengalaman budidaya petani, data dan keterangan diambil di lapangan. Untuk hasil yang optimal, ikuti rekomendasi pemakaian seperti yang tercanturn dalam ban cara aplikasi Plant Catalyst 2006 pada berbagai jenis tanaman.

Selasa, 30 Oktober 2012

APAKAH PLANT CATALYST 2006 ITU?

Plant Catalyst 2006 adalah Pupuk Pelengkap Cair (PPC) yang diformulasikan men‑dai kandungan unsur hara (makanan tanaman) yang lengkap, baik unsur hara makro maupun mikro. Plant Catalyst 2006 juga berfungsi meningkatkan kemampuan tanaman menyerap unsur‑unsur hara dari berbagai pupuk utama, seperti Urea, TSP, KCI, ZA, maupun pupuk alami, seperti pupuk kandang, kompos dan lain‑lain oleh tanaman sehingga berproduksi tinggi. Adanya kandungan unsur hara mikro Fe, Mn, Cl, Cu, Zn, B dan Mo berfungsi untuk mengatasi kekurangan (latent deficiency) unsur hara mikro dalam tanah yang terus‑menerus diserap tanaman, ataupun yang ketersediaannya dalam tanah sangat rendah.
 
Dengan dipenuhinya kebutuhan hara tanaman secara lengkap, maka tanaman akan tumbuh sehat, memiliki daya tahan yang kuat terhadap hama‑penyakit dan perubahan cuaca serta memberikan hasil panen yang melimpah dan berkualitas.

MENGAPA TANAMAN MEMERLUKAN PLANT CATALYST 2006?

Tanaman membutuhkan sedikitnya 16 unsur hara penting untuk pertumbuhannya. Tiga unsur C, H, O dapat diperoleh bebas di udara dan air dalam bentuk CO2, O2, dan H2O. Sedangkan 13 unsur lainnya diserap dari tanah, meliputi enam unsur hara makro (diperlukan dalam jumlah relatif banyak), yaitu N, P, K, Ca, Mg, S, serta tujuh unsur hara mikro (diperlukan dalam jumlah relatif sedikit), yaitu Fe, Mn, Cl, Cu, Zn, B, dan Mo.

Karena terus‑menerus diserap dan digunakan tanaman, ketersediaan unsur hara dalam tanah semakin lama semakin terkuras. Untuk itulah diperlukan tarnbahan masukan dari luar melalui pemupukan. Namun hingga saat ini, pemupukan yang diberikan masih kurang lengkap. Akibatnya tanaman ticlak dapat berproduksi dengan optimal, karena beberapa unsur berada dalam kondisi kritis.

Ketidakseimbangan komposisi unsur dalam tanaman dan dalam tanah dapat dibantu dengan Plant Catalyst 2006 yang memiliki komposisi unsur hara lengkap.

Berdasarkan analisis laboratorium Sucofindo Jakarta pada 16 Agustus 2000, unsurunsur yang terkandung dalam Plant Catalyst 2006 adalah sebagai berikut:
Keterangan: wt = weight (perbandingan berat unsur per berat bahan), pprn = part per million (sepersejuta)


BAGAIMANA UNSUR HARA BERFUNGSI BAGI TANAMAN?
 Kegunaan unsur‑unsur hara makro dan mikro bagi tanaman dapat dilihat pada tabel berikut:



KEUNGGULAN APA YANG DIMILIKI PLANT CATALYST 2006?

 Plant Catalyst 2006 sangat unggul karena bermanfaat untuk:
1. Mempercepat pertumbuhan dan perkembangan akar‑akar baru yang sangat diperlukan tanaman dalam proses penyerapan unsur hara dan perakarannya yang dalam dapat mengatasi masalah cepatnya pengeringan permukaan tanah.

2. Meningkatkan jumlah klorofil daun yang merupakan pabrik bagi tanaman untuk memproduksi karbohidrat yang selanjutnya akan ditransportasikan ke seluruh jaringan tubuh tanaman dan disimpan dalam bentuk biji, buah, dan umbi.

3. Mempercepat pembentukan primordia bunga yang merupakan tahap lanjut tanaman (generatif) untuk membentuk buah/ biji.

4. Meningkatkan kemampuan tanaman menyerap unsur‑unsur hara makro N, P, K dari pupuk‑pupuk utama sehingga tanaman dapat memberikan hasil panen yang melimpah.

5. Tanaman menjadi lebih sehat, memiliki daya tahanyang kuat terhadap hama­ penyakit dan gangguan perubahan cuaca.

6. Dapat digunakan pada semua jenis tanaman.

Keunggulan produk Plant Catalyst 2006 lainnya:
  1. Unsur hara yang terkandung di dalamnya langsung tersedia bagi tanaman.
  2. Legalitas lengkap dan terdaftar di Departemen Pertanian dengan Nomor: P629 / PSP / III / 00.
  3. Berbentuk tepung sehingga memudahkan penyimpanan dan relatif tahan lama.
  4. Ramah lingkungan dan tidak merusak struktur tanah, didukung sifatnya yang biodegradable (mudah terurai).

HASIL‑HASIL PENELITIAN DAN LEGALITAS PLANT CATALYST 2006

 1. Hasil penelitian aplikasi Plant Catalyst 2006 pada tanaman kedelai yalig dilaksanakan oleh Mitratani Maju Gemilang bekerja sama dengan SMK Negeri I Kedaung, Sragen (November 1999 ‑Maret 2000) adalah sebagai berikut:
  • Pemberian 1,5 kg/ha Plant Catalyst 2006 secara dioplos dengan pupuk utarna urea, TSP, dan KCI ditambah penyernprotan Plant Catalyst 2006 konsentrasi 0,25% sebanyak 5 kali meningkatkan produksi kedelai sebesar 176% (naik dari 880 kg / ha menjadi 2.426 kg/ha).
  • Analisis usaha tani: penambahan biaya Plant Catalyst 2006 dan aplikasi sebesar Rp302.500 meningkatkan penerimaan sebesar Rp3.865.000 (harga kedelai saat itu Rp2.500 / kg).

2. Hasil penelitian aplikasi Plant Catalyst 2006 pada tanaman bawang merah yang dilaksanakan oleh Balai Penelitiaii Sayur (BALITSA) Lembang (September 1999‑Januari 2000) adalah sebagai berikut:
  • Penyemprotan Plant Catalyst 2006 konsentrasi 0,50% pada tanaman bawang merah sebanyak 7 kali pada umur 7,14,21, 28, 35, 42,49 hari memberikan peningkatan hasil sebesar 19% (naik dari 9,21 ton/ha menjadi 10,95%).
  • Analisis usaha tani: penambahan biaya Plant Catalyst 2006 dan aplikasi sebesar Rp 376.000 meningkatkan penerimaan sebesar Rp 4.350.000 (harga bawang merah saat itu Rp 2.500/kg).
3. Hasil penelitian aplikasi Plant Catalyst 2006 pada tanaman padi yang dilaksanakan oleh Balai Penelitian Padi (BALITPA) Sukamandi (Oktober 1999‑Mei 2000):
  • Penyemprotan Plant Catalyst 2006 konsentrasi 0,25 sampai 0,75% meningkatkan produksi padi (dari 5,98 menjadi 6,31 ton/ha) dan lebih unggul dari PPC pembanding.
  • Penyemprotan Plant Catalyst 2006 konsentrasi 0,25 sampai 0,75% meningkatkan kualitas gabah kering giling (GKG) berdasarkan Bobot per 1000 butir (dari 26,03 menjadi 26,33 gram/ 1000 butir) dan lebih unggul dari Pupuk Pelengkap Cair (PPC) pernbanding (26,09 gram/ 1000 butir).
Setelah melalui serangkaian uji efektivitas, kandungan hara, penelitian dan tinjauan hasil pemakaian di lapang, maka Plant Catalyst 2006 mendapat rekomendasi dari Direktorat Pestisida dan Pupuk, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Departemen Pertanian dan Kehutanan Rl sebagai Pupuk Pelengkap Cair, melengkapi pupuk utama NPK (urea, TSP, KCI), dengan rekomendasi sebagai berikut:
‑ Nama Dagang                PLANT CATALYST 2006
‑ No. Pendaftaran           P629/PSP/111/2000

BAGAIMANA PENGGUNAAN PLANT CATALYST 2006 PADA TANAMAN?

  1. Plant Catalyst 2006 adalah Pupuk Pelengkap Cair (PPC), sehingga aplikasinya harus dilarutkan dalam air dan disemprotkan. Pada tanaman keras atau pohon yang tinggi, aplikasinya dengan menyiramkannya ke akar. Pada kasus khusus, n‑dsalnya kelangkaan tenaga kerja dan sulitnya sumber air seperti yang terjadi di perkebunan (plantation), aplikasi Plant Catalyst 2006 dapat dilakukan secara ditaburbenarnkan dalam tanah terutama pada musim hujan.
  2. Dianjurkan aplikasi mulai dengan konsentrasi terendah ± 0,10‑‑0,25% = 1‑‑2,5 gram per liter air (1‑2,5 sendok takar per 10 liter air) atau setara dengan 400 gram‑1 kg Plant Catalyst 2006 per hektar dengan volume semprot minimal 400 liter air per hektar. Pada tanaman sayuran daun berumur pendek, seperti sawi hijau, bayam, kangkung, bawang merah, cabai masih muda, serta di daerah beriklim panas, sebaiknya dimulai dengan konsentrasi ± 0,10 % = 1 g/ I air. (Bila ada tanda‑tanda “kebakaran” daun, segera netralisir dengan penyirarnan air dan turunkan konsentrasi).
  3. Pupuk‑pupuk utama seperti urea, TSP/ SP‑36, KCI, ZA maupun pupuk kandang tetap diberikan sesuai dengan rekomendasi Dinas Pertanian setempat.
  4. Waktu penyernprotan yang baik adalah pagi hari (sebelum pukul 09.00) atau sore hari (di atas pukul 16.00). Dilarang menyemprot pada saat terik matahari karena dapat mengakibatkan daun gosong, serta tidak disarankan untuk menyemprot menjelang hujan karena akan terbilas air hujan.
  5. Khusus untuk tanaman padi, jagung dan mentimun, jangan disemprot pada saat tanaman berbunga mengingat sifat bunga yang sangat peka dan serbuk sari yang mudah rontok.
  6. Tidak dapat dioplos/ dicampurkan dengan pestisida, karena dapat mengurangi efektivitasnya maupun efektivitas pestisida yang dicampurkan.

Senin, 29 Oktober 2012

Tips Mudah Memeliharan Ikan Dalam Kolam

Memelihara ikan merupakan hobi gampang-gampang-susah. Hal ini dikarena setiap jenis ikan memiliki kemampuan beradaptasi yang berbeda-beda. Bagi sebagian orang, memelihara ikan bukan sekedar hobi, tapi bisa juga menaikan status sosial. Sebagai contoh jenis ikan arwana dan ikan koi, yang bisa mencapai harga jutaan rupiah. Selain itu, menurut kepercayaan sebagian orang, ikan hias dipercaya bisa membawa hoki. 

Berikut ini Tips memelihara ikan dalam kolam:
1. Pilih ikan yang sehat. Jika kolam Anda akan ditambah tanaman air, pilih jenis ikan yang mudah beradaptasi dengan tanaman air. Misalnya ikan nila dan ikan koi.

2. Sesuaikan jumlah ikan dengan kapasitas kolam Anda. JIka kolam terlalu penuh, ikan akan susah bernafas dan bergetarak. Beberapa jenis ikan juga ada yang mudah berkembang biak. Jadi, sering-seringlah memeriksa keadaan kolam.

3. Bila ada ikan yang sakit, segera pisahkan dari kolam ikan, karena bisa menulari yang lain.

4. Beri makan ikan sesuai kebutuhan. Terlalu banyak sisa makanan di dasar kolam malah membuat air keruh dan berkurangnya oksigen untuk ikan.

5. Periksa kualitas air kolam secara rutin dan bersihkan kolam minimal sebulan sekali. Lebih baik lagi jika Anda menggunakan sistem penyaringan air kolam. Kolam pun jadi tidak mudah kotor.

6. Pastikan Anda tidak menggabungkan ikan hias ‘vegetarian’ dengan ikan hias pemakan sesama. Bisa-bisa ikan hias Anda terus berkurang.


============================

Produk CNI yg membantu untuk budidaya ikan dalam kolam ini adalah :  




============================

Produk CNI adalah “Produk Kualitas Menengah Atas, Harga Menengah Bawah”    

Untuk info & Pemesanan :  
HUB : MUHAMAD IPANGO  
Telp / Hp : 021-7816369 / 0815 2363 9145 / 0816 160 5367


  Kunjungi Toko Online kami di : 

 

Jumat, 22 Juni 2012

Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Plankton Catalyst 2006 Terhadap Kelimpahan Chlorella sp dan Ketersediaan Brachionus plicatillis serta Hubungannya Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Bandeng (Chanos chanos Forskall.) Umur 5 – 15 Hari

Undergraduate Theses from JIPPTUMG / 2008-02-25 19:49:35
Oleh : M. Nasytainur Rosyid, Universitas Muhammadiyah Gresik (digilib.umg.ac.id) Dibuat : 2008-02-25, dengan 2 file


Penelitian dilakukan di HSRT pembenihan ikan bandeng, milik Bapak Syafuddin di Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Singaraja Bali, sedangkan analisis laboratorium dilakukan di PT. Disthi Mutiara Suci Bali. 

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 28 Juli sampai 15 Agustus 2005, bertujuan untuk mengetahui : pengaruh penggunaan Plankton Catalyst 2006 dalam konsentrasi yang berbeda terhadap kelimpahan Chlorella sp, konsentrasi Plankton Catalyst 2006 yang efektif dan efisien terhadap kelimpahan Chlorella sp dalam media percobaan dan pengaruh ketersediaan Brachionus plicatilis terhadap pertumbuhan benih ikan bandeng (Chanos chanos Forskall). 

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan perbedaan dosis Plankton Catalyst 2006, yaitu 0.22 mg/l, 0.44 mg/l dan 0.66 mg/l serta 0 mg/l sebagai kontrol.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa :

- Perlakuan memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap kelimpahan Chlorella sp, ketersediaan B. plicatillis dan pertumbuhan benih. 
- Kelimpahan Chlorella sp akan semakin meningkat dengan dosis Plankton Catalyst 2006 semakin tinggi, hal tersebut menunjukkan semakin tinggi dosis Plankton Catalyst 2006 yang diujikan, akan menyebabkan semakin banyak kandungan nutrisi perairan. 
- Ketersediaan B. plicatillis semakin tinggi dengan pemberian Chlorella sp semakin padat, hal tersebut menunjukkan adanya pengaruh ketersediaan pakan terhadap perkembangan dan reproduksi B. plicatillis. 
- Pertumbuhan benih ikan bandeng semakin baik dengan ketersediaan B. plicatillis semakin banyak, karena ikan bandeng memanfaatkan pakan sebagai sumber energi dan sisanya akan digunakan sebagai pertumbuhan.
 

Kualitas air yang terukur selama penelitian meliputi kadar : karbondioksida sebesar 3.27 – 4.97 mg/l, 
alkalinitas sebesar 356.67 – 487.32 mg/l, 
pH sebesar 7.00 7.60, 
suhu sebesar 30.3 – 30.5 oC, dan 
salinitas sebesar 30.5 – 30.8 ppt. 

Masing-masing kualitas air yang terukur masih dalam kisaran optimal untuk kegiatan perikanan.

Copyrights : Copyright (c) 2001 by Digilib Universitas Muhammadiyah Gresik. Verbatim copying and distribution of this entire article is permitted by author in any medium, provided this notice is preserved.